Kamis, 24 November 2011

SEA Games 2011


EMAS SEPAKBOLA LEPAS
Belum hilang ingatan bagaimana TIMNAS Indonesia tertunduk lesu saat dikalahkan timnas Malaysia di Final Piala AFF Desember tahun lalu. Saat itu, dihadapan puluhan ribu supporter setianya yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) skuad Garuda dibuat tertunduk malu oleh timnas Malaysia yang keluar sebagai juara.
Belum genap setahun “bencana” itu kembali terjadi. Kali ini dialami oleh timnas U-23 di final SEA games XXVI/2011. Lagi-lagi Malaysia yang memberikan luka kepada timnas Merah Putih. Tadi malam, dipartai puncak, tim besutan Rahmad Darmawan Kalah dramatis 5-4 lewat drama adu penalty.
Hasil ini juga mengulang sejarah kelam SEA Games 1997. Dimana Indonesia juga menjadi Tuan rumah. Di babak puncak Timnas Merah Putih kalah 4-2 lewat drama adu penalty dari Thailand.
Di Babak Final tadi malam, adu penalty harus dilakukan setelah hingga babak perpanjangan waktu berakhir, kedudukan sama kuat 1-1. Gol Indonesia dicetak Omar Mohd Asrarudin di menit ke-33.
Dalam adu pinalti, dari lima eksekutor Indonesia hanya tiga yang sukses menyarangkan bola. Dua lainnya gagal. Yaitu tembakan Gunawan yang membentur tiang kanan gawang Malaysia dan tendangan Ferdinan yang bisa diblok kipper Che Mat Khairul Fahmi.
Di Kubu Malaysia, dari lima eksekutor hanya satu yang berhasil dimentahkan kipper Kurnia Meiga. Tembakan eksekutor terakhir Malaysia yang menjadi penentu medali emas, yaitu kapten Bakhtiar Baddrol sebetulnya berhasil dihadang Kurnia Meiga. Tapi sayang bola bergulir kedalam gawang Indonesia.
Menghadapi Malaysia di babak final performa skuad Garuda Muda kelihatan tak segarang saat menang 2-0 atas Vietnam disemifinal. Hanya dimenit-menit awal Egi Melgiansyah dkk bias memeragakan pertandingan menekan. Setelah itu performa tim menurun.
Pelatih timnas Rahmad Darmawan usai pertandingan mengatakan jika timnya mengawali pertandingan dengan cukup menjanjikan. Terbukti tim bisa mencetak gol cepat lewat Gunawan ketika pertandingan baru berjalan empat menit.
“Tapi setelah itu banyak pemain seperti menganggap semuanya akan mudah. Kita2 justru seperti mau mengamankan skor 1-0 sampai akhir. Pemain takut lakukan built up padahal kalau main long passing-long passing kita kalah dari Malaysia. “ kata Rahmad.
Beruntung sampai akhir babak pertama kedudukan masih 1-1. Padahal Malaysia punya kans untuk kalahkan kita di babak pertama< sambungnya. Rahmad mengungkapkan, kekalahan timnya tadi malam juga tak lepas dari kondisi pemain yang tidak sepenuhnya bugar seperti saat semifinal melawan Vietnam. Tekanan tidak bias maksimal karena kondisi pemain tidak sebugar ketika di semifinal. Selain itu juga adanya perbedaan kualitas dalam kecepatan dan pergerakan tanpa bola dari Malaysia, beber Rahmad. Rahman juga mengungkapkan jika dalam drama adu penalty Malaysia lebih siap dibanding timnya. Bahkan pelatih asal Lampung ini mengungkapkan jika saat memilih eksekutor penalty beberapa pemain mengaku tidak siap dan harus “dipaksa”. Malaysia lebih pengalaman. Kipper dan eksekutornya siap menghadapi penalty,” akunya.. Sementara itu, pelatih Malaysia Ong Kim Swee mengatakan, jika hasil di SEA Games ini adalah kejayaan bagi sepakbola Malaysia dimana bias mempertahankan emas SEA Games. Ini membuktikan Malaysia menjadi juara memang bukan karena nasib. Tapi karena program yang baik dan dedikasi semua pihak, kata Ong Kim Swee. Ong mengungkapkan jika keberadaan pemain-pemain dalam skuadnya yang pernah berlaga di Piala AFF 2010 lalu menjadi kekuatan tersendiri untuk berlaga di SEA Games yang digelar di Jakarta. Pemain kami yang berpengalaman di AFF banyak bantu pemain muda untuk beraksi dihadapan pendukung Indonesia fanatic, ungkapnya. Sementara itu, kekalahan timnas Indonesia tadi malam semakin lengkap karena dua suporternya meninggal di luar GBK saat berdesak-desakan hendak masuk stadion.